Menu Ayam Bakar Kampung Batas Kota Bantul |
Jika berbicara untuk hal kuliner, bumi Kabupaten Bantul memang bervariasi. Terkenal dengan masakan mie pedes (mides) sebut saja ada mie Mbah Mo. Memang Bantul memang identik dengan masakan mie pedes dan mie Jowo nya. Sudah terkenal dari dahulu kala.
Pada kesempatan ini saya ingin mengulas salah satu tempat makan yang sederhana, namun urusan rasa dijamin bakal nagih. Tentunya dengan budget yang tidak menguras kantong lah.
Tempat makanan ini adalah warung makan Ayam Kampung Batas Kota, atau juga sering disebut dengan Pecel Lele Batas Kota. Mengapa ada dua nama yang berbeda dalam satu tempat. Dan ketika mau ke warung makan ini tak akan menjumpai papan nama di depan warungya. Ketika saya mencoba kuliner di tempat ini juga masih tak ada papan namanya. Pemilik usaha warung makan ini adalah Ibu Lanjar.
Ada penggalan kata Batas Kota. Kenapa bisa ada nama tersebut? Usut punya usut ternyata di sebelah Selatan warung ini ada bangunan tinggi, seperti gapura namun tak beratap. Bangunan itu adalah batas kota. Sebagai tanda bahwa memisahkan antara wilayah kelurahan Sabdodadi dengan kelurahan Timbulharjo.
Wilayah yang berada di selatan bangunan itu masuk wilayah Sewon, sementara untuk wilayah utara bangunan adalah masuk wilayah Bantul, kata ibu Lanjar masuk wilayah Gabusan gitu.
Bangunan warung makan terletak di Jalan Parangtritis, Selatan SPBU Manding lebih kurang 100 meter dari situ. Timur jalan, sebelum bangunan Batas Kota yang saya ceritakan tadi.
Warung makan Ayam Kampung Batas Kota sudah buka mulai jam 17.00 wib sampai dengan jam 24.00 wib. Kadang juga ketika sudah dirasa sepi ibu Lanjar juga langsung menutup warungnya.
Sederhana dalam penampilan, lumayan soal rasa |
Warungnya meskipun hanya kecil, namun cukup bersih. Ketika datang ke sini tak saya jumpai sampah di area tempat makan. Uniknya adalah untuk memasaknya ibu Lanjar harus ke belakang dulu untuk menggoreng pesanan. Baik ayam kampung ataupun pecel lele. Jadi ibu Lanjar harus sering bolak balik untuk memasak masakan yang dipesan. Jadi di bagian depan warung hanya ada tempat duduk lesehan, dan disebelahnya ada meja rak dan kaca, tempat bumbu, mentimun, kobis dan lainnya. Saya juga belum ketemu mengapa kok demikian? Ah, sudahlah... :)
Tak lama es jeruk yang saya pesan di warung ini datang. Segelas ss jeruk dengan memakai gelas besar, sama seperti minuman yang umum dijumpai di warung makan yang lain. Jika mau minum teh anget, panas atau jeruk panas nanti pakai gula batu. Jadi rasanya akan terasa lebih 'maknus. Rasanya lebih 'mantap dan 'nikmat. Namun, karena pengin minum es, jadi tetap saya pesan es jeruk.
Beberapa menit saja dari pesan masakan, sudah datang. Ayam bakar kampung dengan sambal yang berwarna merah merona.
Ayam kampungnya ukuran cukup besar, dagingnya jika dibelah akan bewarna merah abu-abu, warna khas dari ayam kampung asli. Daging ayam kampungnya empuk, kecapnya juga meresap ke dalam daging jadi ada rasa asin dan manis dalam daging ayam kampungnya. Tulangnyapun juga lunak, sehingga bisa dimakan sekalian tulangnya (lebih tepatnya dikunyah, 'disesep sumsumnya).
Bagian dalam daging yang merayu untuk disantap |
Mantapssss |
Sambalnya dalam porsi yang banyak, berwarna merah terhidang dimangkok warna putih. Sambalnya pakai tomat memang tidak masuk dalam kategori pedas, rasa sambal lebih ke manis dan masam. Karena sambalnya banyak tomatnya jadi rasa sambal bukan pedas, namun manis dan masam. Jadi cocok dah bagi para kuliner yang mau mencoba sambal manis, coba deh agendakan ke sini. Tapi kalau untuk yang penggila sambal hot alias super pedas, ya coba bawa sambal sendiri. Hahaha... :)
Cukup dengan kocek Rp19.000 sudah dapat satu porsi ayam kampung, nasi, sambal, lalapan sayur, dan segelas es jeruk. Sangat murah kan? Ini pakai ayam kampung loh, bukan ayam potong.
Ibu Lanjar yang ramah juga merupakan nilai plus dari Warung Makan Batas Kota Bantul ini, so tak ada salahnya kalian coba kuliner di sini. :)