Selanjutnya setelah berkunjung dari Masjid Pathok Negoro Kauman Dongkelan segera saya ke wilayah barat yakni Masjid Pathok Negoro Mlangi Gamping Sleman. Masjid ini terletak di Mlangi, Kelurahan Nogotirto Kecamatan Gamping, Kabupaten Sleman. Konon masjid ini merupakan masjid pathok negoro yang pertama kali dibangun. Masjid ini dibangun pada tahun 1758 oleh Kyai Nur Iman.
Masjid Pathok Negoro Mlangi Gamping Sleman |
Gapura pintu masuk masjid |
Bagaimana agar bisa ke masjid ini?
Jika sobat dipastoria dari perempatan Demak Ijo, dari perempatan lampu merah itu lurus ke arah utara. Lurus saja melewati jalan Ringroad Barat. Lebih kurang 2 km akan menjumpai Rumah Sakit Queen Latifa, ada jalan ke arah barat di depan rumah sakit itu, belok kiri. Masuk ke arah barat. Ikuti petunjuk yang ada atau yang dipasang di tembok atau rambu-rambu. Sudah dibuatkan khusus bagi para wisatawan religi. Diharapakan ketika mengunjungi masjid Mlangi ini harap memakai pakaian yang sopan, menutup aurat. Mengingat adab dan budaya agama Islam begitukental jika memasuki area Mlangi. Tak heran nanti akan melihat pemandangan anak kecil atau pria dewasa siang hari memakai kain sarung sedang melakukan aktifitas biasa.
Sejarah berdirinya Masjid Mlangi
Nama Mlangi tak lepas dari sosok Kyai Nur Iman. Kyai Nur Iman / RM. Sandeyo/ KGHP. Kertosuro adalah putra dari RM. Suryo Putro/ Amangkurat Jawa / Amangkurat IV, Raja Mataram (Islam) yang berkuasa antara tahun 1719-1726, dari Istri pertamanya. Beliau lahir dan dibesarkan di Pondok Pesantren Gedangan asuhan Kyai A. Muhsin.
Kyai M. Nur Iman juga merupakan kakak dari 3 Raja di 3 Kerajaan Jawa yaitu Pangeran Sambernyowo / RM. Said/ Adipati Mangkunegara I (penguasa pertama Puro Mangkunegaran), Pangeran Mangkubumi / RM. Sujono/ Sultan Hamengku Buwana I (Sultan pertama Kesultanan Ngayokyakarta Hadiningrat) dan Susuhunan Pakubuwono III (penguasa pertama Keraton Surakarta)
Kyai Nur Iman sudah lama membina pesantren di Jawa Timur diberi hadiah sebidang tanah oleh Sultan Hamengku Buwono I. Tanah itulah yang kemudian dinamai 'mlangi', dari kata bahasa Jawa 'mulangi' yang berarti mengajar. Dinamai demikian sebab daerah itu kemudian digunakan untuk mengajar agama Islam.
Pada masa pemerintahaan Hamengku Buwana II (yang merupakan keponakan dari Kyai Nur Iman), Kyai Nur Iman Mlangi mengarahkan agar Raja membangun Empat Masjid besar untuk melengkapi dan mendampingi masjid yang sudah berdiri terlebih dahulu yaitu masjid yang berada di kampung Kauman, di samping keraton. Masjid yang akan dibangun tersebut disaranklan oleh Kyai Nur iman dibangun di empat arah dan diberi nama Masjid Patok Nagari
4 (empat) masjid tersebut adalah :
- di sebelah Barat terletak di dusun Mlangi,
- di sebelah Timur terletak di desa Babadan,
- di sebelah Utara terletak di desa Ploso Kuning,
- di sebelah Selatan terletak di desa Dongkelan.
Pengurus masjid tersebut adalah putra - putra Kyai Nur Iman Mlangi yakni :
Pengurus masjid tersebut adalah putra - putra Kyai Nur Iman Mlangi yakni :
Masjid Ploso Kuning di urus oleh Kyai Mursodo, Masjid Babadan diurus oleh kyai Ageng Karang Besari, Masjid Dongkelan diurus oleh Kyai Hasan Besari, Masjid Mlangi diurus oleh Kyai Nur Iman Mlangi sendiri. Masjid-masjid tersebut kemudian terkenal dengan Masjid Kagungan Dalem atau Masjid Kasultanan, dan pengurus takmir pada saat itu termasuk abdi dalem kraton. (http://bujangmasjid.blogspot.co.id)
Bagaimana kondisi bangunan dan ruangannya?
Saat ini bangunan masjid tersebut telah berubah. Semua komponen bangunan tersebut merupakan material baru. Dijelaskan oleh Sri Pujo, bangunan masjid yang saat ini berdiri merupakan hasil renovasi tahun 2012. Renovasi dilakukan oleh Pemerintah untuk mengembalikan bentuk asli Masjid Pathok Negoro Mlangi Gamping Sleman.
Berdasarkan keterangan Sri Pujo, pada tahun 1955 pihak Keraton Yogyakarta menyerahkan pengelolaan masjid kepada masyarakat Mlangi. Pada tahun 1988 pengurus masjid melakukan renovasi untuk menambah daya tampung jamaah. “Karena jumlah jamaah yang terus bertambah maka pengurus masjid memutuskan untuk memperbesar masjid," tambah Sri Pujo.
Di dalam masjid masih terdapat mimbar, bedug dan kentongan. Bedug dan kentongan merupakan replika, kedua benda tersebut dibuat sama persis dengan bedug dan kentongan pada masa Kyai Nuriman.
Bedug dan Kentongan |
4 (empat) tiang peyangga utama |
Serambi masjid depan |
Saat ini wilayah Mlangi dikenal sebagai daerah santri di Yogyakarta. Terdapat 9 (sembilan) pondok pesantren di wliyah tersebut. Seluruh pondok pesantren tersebut diasuh oleh keturunan Kyai Nuriman.
Ada kolam kecil yang berada di depan serambi masjid, fungsinya adalah untuk membersihkan kotoran yang menempel di kaki pengunjung atau peziarah. Harapannya adalah ketika peziarah dan pengunjung mau masuk ke masjid tak ada kotoran di kaki yang menempel.
Saat ini wilayah Masjid Pathok Negoro Mlangi menjadi salah satu tujuan wisata Religi. Banyak peziarah yang mendatangi makam Kyai Nur Iman dan masjid Pathok Negoro. “Jika hari Jum’at banyak orang yang berziarah ke Makam Kyai Nuriman, terlebih pada bulan Ruwah. Peziarah merupakan anak keturunan Kyai Nur Iman dan dan orang yang pernah nyantri di Mlangi," ungkap Sri Pujo. Peziarah tidak hanya datang dari sekitaran Yogyakarta, banyak juga peziarah yang berasal dari luar Jawa. (http://bujangmasjid.blogspot.co.id).
Ada kolam kecil yang berada di depan serambi masjid, fungsinya adalah untuk membersihkan kotoran yang menempel di kaki pengunjung atau peziarah. Harapannya adalah ketika peziarah dan pengunjung mau masuk ke masjid tak ada kotoran di kaki yang menempel.
Kolam depan serambi masjid |
Untuk lahan parkir cukup mudah jika memakai kendaraan roda 4, karena kompleks bangunan masjid cukup luas. Area parkir cukup luas di bagian timur masjid ini, karena sudah sering untuk dipakai para peziarah parkir menggunakan armada bus misalnya. So, sobat dipastoria tak usah khawatir jika mau memparkir kendaraan, #simple.