Sudah lama aslinya ingin mampir ke tempat ini. Tempat yang sering dipakai untuk bermain sepak bola atau melihat anak berseragam putih abu-abu latihan Paskibra (Pasukan Pengibar Bendera). Di sebelah utara tempat ini ada bangunan rumah berwarna putih bersih nan penting, wajib bagi warga asli Bantul untuk mengetahuinya, bangunan ini tak lain tak bukan adalah Rumah Dinas Bupati Bantul. Tepat di depannya ada sepetak lapangan rumput besar, sering dipakai untuk tempat finish Lomba Marching Band, lautan manusia menyaksikan konser musik dangdut, bahkan juga sering dipakai untuk warga muslim melaksanakan Sholat Idul Fitri dan Idul Adha, Lapangan Trirenggo begitulah warga masyarakat menyebutnya.
Cuaca kala itu, Bantul sedang penuh bersemangat, peluh di dahi bermunculan tanpa permisi, tak perlu menunggu beberapa menit, tangan kananku bergerak gesit menyeka titik-titik air bening di permukaan kulit.
Cuaca kala itu, Bantul sedang penuh bersemangat, peluh di dahi bermunculan tanpa permisi, tak perlu menunggu beberapa menit, tangan kananku bergerak gesit menyeka titik-titik air bening di permukaan kulit.
Rujak Es Krim, hadir? |
"Wah, panas-panas gini enaknya makan rujak es krim ah, gumamku dalam hati.”
Seperti menghibur diri sendiri, menenangkan raga ini untuk memberikan solusi mengatasi teriknya mentari siang itu. Jadi cocok sekali tatkala cuaca sedang hot, perlu solusi cerdas untuk sekadar mendinginkan suasana dengan mencari sesuatu yang bisa mengademkan batang kerongkongan ini.
Pilihan saya jatuh di Rujak Es Krim Barokah Trirenggo Bantul. Ada sebuah warung dengan tenda biasa, terletak di pinggir jalan persis, di bawah rimbunan pohon besar. Dari Rumah Dinas Bupati tersebut belok ke arah selatan, kemudian ada jalan masuk ke tengah lapangan, belok ke selatan dan perhatikan ada penjual rujak es krim sudah siap menawarkan dagangannya. Menyediakan tempat duduk, juga tempat lesehan. Jika pembeli sedang ramai, memilih lesehan itu tepat, namun karena kala itu pembeli baru sedikit saya memutuskan untuk duduk santai saja, meski dalam bekerja sehari-hari sudah bosan dengan aktifitas duduk.
“Pak, rujaknya 1 saja, gak usah pedes-pedes, sedengan (tengah-tengah saja, tidak terlalu pedas juga tidak terlalu manis).”
Pilihan saya jatuh di Rujak Es Krim Barokah Trirenggo Bantul. Ada sebuah warung dengan tenda biasa, terletak di pinggir jalan persis, di bawah rimbunan pohon besar. Dari Rumah Dinas Bupati tersebut belok ke arah selatan, kemudian ada jalan masuk ke tengah lapangan, belok ke selatan dan perhatikan ada penjual rujak es krim sudah siap menawarkan dagangannya. Menyediakan tempat duduk, juga tempat lesehan. Jika pembeli sedang ramai, memilih lesehan itu tepat, namun karena kala itu pembeli baru sedikit saya memutuskan untuk duduk santai saja, meski dalam bekerja sehari-hari sudah bosan dengan aktifitas duduk.
“Pak, rujaknya 1 saja, gak usah pedes-pedes, sedengan (tengah-tengah saja, tidak terlalu pedas juga tidak terlalu manis).”
Saya memesan rujak es krim. Sambil menunggu pesanan datang, ngobrol sebentar dengan penjualnya. Memakai kaos oblong berwarna cokelat, orangnya masih muda, sedang asyik mengiris dan memotong buah-buahan. Ada buah jambu, nanas, belimbing kedondong bengkoang dan aneka buah lainnya. Setelah buah itu selesai dipotong, ditaruh ke dalam sebuah mangkuk warna putih. Setelah itu giliran es krim ditaruh dipermukaan buah itu, 3 (tiga) bulatan es krim siap untuk berkolaborasi dengan buah-buahan tadi. Siap untuk dinikmati, ditaruh di atas permukaan buah tadi, waw maknusssss, mak nyessssss lihatnya!
Mas Nandir, itulah nama pedagang rujak es krim ketika saya bertanya. Ramah dan murah senyum, itulah kesan pertama mengobrol dengannya. Nama brand rujak es krimnya adalah "Rujak Es Krim Barokah.” Singkat cerita, Nandir itu aslinya hanya membantu pamannya yang mulai merintis berdagang di area lapangan ini. Sempat bercerita tetang nama pamannya itu, namun sampai tulisan ini dituis, memori otak saya belum juga menemukan nama paman tersebut. Ah, sepertinya memori ini segera diupgrade, ditambah kapasitasnya.
Mas Nandir, itulah nama pedagang rujak es krim ketika saya bertanya. Ramah dan murah senyum, itulah kesan pertama mengobrol dengannya. Nama brand rujak es krimnya adalah "Rujak Es Krim Barokah.” Singkat cerita, Nandir itu aslinya hanya membantu pamannya yang mulai merintis berdagang di area lapangan ini. Sempat bercerita tetang nama pamannya itu, namun sampai tulisan ini dituis, memori otak saya belum juga menemukan nama paman tersebut. Ah, sepertinya memori ini segera diupgrade, ditambah kapasitasnya.
Sejak kapan mulai berjualan rujak es krim?
Sudah dari tahun 2008, lebih kurang sudah 10 tahun pamannya mulai berdagang di tempat ini. Pamannya termasuk anak perantauan yang berasal dari daerah Jawa Tengah, lalu menempati rumah di salah satu dusun di desa Trirenggo, masuk wilayah pedukuhan Nogosari. Waw, cukup lama juga ya sudah berjualan di area lapangan ini!Bagaimana persiapan untuk menjual rujak es krim dari awal hingga menjelang tutup?
Rujak es krim ini mulai buka sekitar pukul 10.00 wib, otomatis persiapan dari membeli buah-buahan, mengiris dan memotong serta menyiapkan bumbu rujak dan es krim dimulai sejak pagi hari. Untuk buah-buahan kadang membeli di pasar, terkadang juga sudah disetor oleh penjual buah-buahan. Pukul 10.00 wib sudah mulai buka, dan menjelang pukul 17.00 wib, sudah harus tutup. Pengalaman Nandir kalau sudah jam setengah lima sore segera bergegas untuk berkemas untuk pulang.Apakah bisa menerima pesanan?
Kalau dahulu pernah juga menerima orderan pesanan, seperti di pesta pernikahan. Namun seiring dengan perkembangannya pamannya merasa kewalahan dan kekurangan personil, ini saja Nandir sengaja menjual rujak es krim untuk membantu pamannya tersebut. Jadi otomatis karena kurang personil itu, Rujak Es Krim Barokah Trirenggo Bantul tidak melayani pesanan lebih dahulu, fokus mengembangkan dan berjualan di lapangan Trirenggo ini saja.Apa yang membuat rujak es krim ini saya datangi?
Pertama karena memang lokasinya strategis, mudah dilihat dijangkau dan di bawah rindangnya pohon besar, kebayangkan ketika sedang makan atau minum berada di bawah pohon, mesti nyaman gak merasa panas.Tempatnya bersih dan pelayanannya ramah. Kedua adalah rasa dari rujak es krim ini yang berbeda, satu porsi untukku cukup, gak terlalu banyak juga tidak terlalu sedikit, serba pas seperti slogan Pertamina, Pasti Pas! Adonan es krimnya lembut, dan gak cepat mencair dan gak terlalu lembek. Ketiga, kombinasi buah-buahan segar, ditaburi bumbu rujaknya, ada rasa pedas juga ada rasa manis gula jawa. Ketika buah diaduk dengan bumbu, digigit mak kresh, akan terasa manisnya, setlah itu berganti ada rasa pedas perlahan menempel di lidah. Hummmm enaknya :)Berapa harga se porsi?
Harga seporsi Rujak Es Krim Barokah Trirenggo Bantul sekitar 5ribu sampai dengan 10 ribu, sangat murah bukan? Sudah tempatnya nyaman bersih, pelayanan ramah, rasanya juga top markotp. Inilah alasan saya ketika melewati lapangan Trirengoo sering menyempatkan untuk mampir ke tempat ini, saya sudah mencobanya, kapan giliran kamu ke sini?Artikel: Rujak Es Krim Barokah Tirenggo Bantul, Enak?