Tepat pada hari Kamis, 4 Oktober 2018 rombongan pelajar SMP Budi Utama Sleman berkunjung ke Desa Wisata Jamu Kiringan. Dalam kunjungan Field Trip itu menggunakan armada 2 (dua) bus. Datang ke kawasan Desa Wisata Jamu Kiringan sekitar pukul 10.00 WIB.
Rombongan pelajar SMP Budi Utama, diterima langsung oleh Dra. Sudiyatmi selaku Kepala Dusun Kiringan Canden Jetis Bantul. Dengan senyum ramah, dibantu oleh ibu-ibu dari Koperasi Seruni Putih berdiri menyambut adik-adik dan pendamping dari sekolah tingkat pertama yang terkenal itu. Ada sekitar 78 peserta pelajar dan lebih kurang 8 guru pendamping yang ikut berkunjung ke kampung wisata ini.
|
Siswa SMP Budi Utama Sleman |
|
Sugeng rawuh adik-adik hebat
|
|
Siswa berkumpul di Gedung CC (Children Center)
|
Bertempat di Gedung Children Center rombongan dipersilakan untuk beristirahat, dipandu oleh Bapak Markus Sutrisno dan Kak Dipa yang kompak di siang hari itu. Cuaca cukup terik sehingga peserta sering minum air mineral untuk menghilangkan dahaga yang luar biasa. Tampak adik-adik hebat sesekali bermain dan sudah siap belajar tentang Jamu Kiringan. Apa saja kegiatannya, yuk kita intip di bawah ini.
|
Markus Sutrisno
|
Oh,ya ada pemandangan menarik kala itu adalah semua gadget handphone dan smartphone dikumpulkan menjadi satu dan disimpan ke dalam sebuah box, sehingga adik-adik tidak diperkenankan untuk bermain handphone, bar bisa fokus belajar di sini, wah boleh juga tuh dicoba tipsnya!
Belajar Mengenal Tanaman Obat dan Jamu
Setelah dibagi sekitar 8 (delapan) grup, dengan anggota lebih kurang 7-8 peserta. Dengan di ketuai 1 peserta. Selanjutnya berjalan kaki ke tempat yang sudah ditentukan. Mengenal tanaman obat yang ditanam di area Children Center, tentunya didampingi oleh ibu-ibu dari Seruni Putih. Adik-adik antusias mendengar dan mencatat penjelasan dari pendamping Desa Wisata Jamu Kiringan. Kalau masih belum paham, adik-adik segera bertanya langsung dan dicatat pula, wah memang didikannya SMP Budi Utama Sleman, keren banget!
|
Mengenal tanaman obat
|
|
Pose dulu dong :)
|
|
Siswa antusias mencatat keterangan ibu pendamping
|
|
Markus Sutrisno sedang menjelaskan manfaat tanaman obat |
Mulai mengenal tentang tanaman Sambiloto, Daun Kumis Kucing, Temulawak, Kunyit, Tapak Dara serta aneka jenis tanaman obat. Ada juga adik-adik yang memegang tanaman itu langsung karena saking ingin tahunya. Sambil berjalan kaki mengelilingi ruas jalan dari kawasan pedesaan Kiringan ini.
Melihat sapi, melihat kambing dan melihat ayam-ayam berkeliaran di jalanan. Bahkan ada gilingan padi yang kebetulan lewat di area Children Center, dan adik-adik melihat dengan histeris waoo, amazing!
Belajar Meracik dan Memuat Jamu Langsung
Secara bergantian grup yang sudah mendapatkan penjelasan dari ibu pendamping Seruni Putih, maka selanjutnya adalah praktek langsung membuat jamu. Membuat jamu kunyit/ kunir asam dan jamu instan tradisional. Tentunya didampingi oleh ibu pendamping, dijelaskan tentang cara pemilihan bahan baku. Dicuci dan diparut terlebih dahulu. Masih menggunakan parutan sederhana, tampak peserta SMP Budi Utama antusias mencoba menggunakan parutan itu untuk menghaluskan kunyit asam. Setelah selesai adalah dimasukkan ke dalam wajan, lalu dipanaskan dan diaduk aduk.
|
Membuat jamu instan tradisional
|
|
Bermain dan belajar 'Memarut kunyit
|
|
Hasil kreasi sudah jadi dan siap dikonsumsi
|
|
Menuangkan kunyit asam ke dalam botol kemasan
|
Proses selanjutnya adalah menunggu hingga mendidih dan didinginkan. Bergantian adik-adik ini merasakan sensasi menghaluskan kunyit dengan cara diparut, lalu dicampur asam secara langsung. Sambil tertawa haha hihi mereka tampak bahagia bisa bermain dan belajar membuat Jamu di
Desa Wisata Jamu Kiringan.
Kayaknya seumur-umur baru kali pertama ini, haha!
Membuat Langsung Jamu Instan
Selain jamu dalam bentuk cair di Desa Wisata Jamu Kiringan juga dikembangkan jamu instan yakni dalam bentuk bubuk instan. Hal ini merupakan sebuah inovasi agar jamu bisa lebih praktis higienis dan efisisen. Bisa di bawa ke mana saja dan dapat diminum kapan saja. Selain itu alasan diciptakan produk jamu instan adalah agar batas waktu untuk dikonsumsi menjadi lebih lama. Karena kita tahu bahwa jamu
Desa Wisata Jamu Kiringan adalah masih segar, langsung diperas dari tangan para pengrajin jamu. Sehingga batas waktu jamu hanya bertangan lebih kurang 1-2 hari. Nah untuk itu diciptakanlah inovasi jamu instan agar waktu untuk dikonsumsi menjadi lebih lama.
Peserta dari SMP Budi Utama ada yang kali pertama memegang
alu dan
tumpang, yakni proses pengghalusan kunyit. Ada yang mengaduk jamu dalam posisi cair, menunggu di depan kompor menunggu jamu kunyit asam sampai masak. Sesekali adik hebat ini mencatat penjelasan dari ibu pendamping tentang cara-cara menumbuk, menggiling dan mengaduk jamu agar rasanya menjadi enak.
Uniknya ketika sudah masak, jamu yang sudah dibuat oleh adik-adik ini bisa dikemas dan dibawa pulang untuk dirasakan langsung. Jadi ketika pelajaran yang sudah diterima langsung diterapkan di sini dan hasilnya pun ada untuk dibawa pulang, komplitkan?
Waktunya ISOMA
Lebih kurang pukul 12.00 WIB, waktunya istirahat sholat dan makan siang. Setelah cukup belajar tentang mengenal tanman obat dan membuat jamu adik-adik istirahat dan makan siang. Untuk adik yang muslim menunaikan sholat di masjid Nurul Huda Kiringan. Letaknya lebih kurang 200 meter dari Gedung
Children Center ke arah timur. Sedangkan untuk peserta lainnya langsung makan siang yang sudah disiapkan oleh Desa Wisata Jamu Kirngan.
Langsung prasmanan bosss!
Tugas Wawancara dari Sekolah
Ternyata adik-adik SMP Budi Utama sudah diberikan tugas khusus dari sekolahnya. Yakni harus bisa melakukan wawancara langsung kepada warga Dusun Kiringan. Menariknya adalah mereka bertanya langsung tanpa didampingi oleh tim pendamping baik dari Desa Wisata Jamu Kiringan ataupun dari pengajarnya. Jadi adik-adik bertanya langsung keapada warga dengan beberapa pertanyaan yang sudah di sediakan. Langsung terjun di medan perang begitulah kiranya. Hal ini menurut para pengajar untuk melatih keberanian dan bersosialisasi siswa dengan warga dan alam sekitar.
Sekitar pukul 14.00 WIB ketika mentari masih dengan gagah memancarkan cahaya panasnya. Seakan kembali menyapa kepada kami bahwa ingin berkenalan dengan adik-adik cerdas dan hebat dari SMP Budi Utama. Cantik, cakep, pintar dan sopan. Ada pembagian
doorprize oleh Bapak Markus Sutrisno seperti peserta yang paling banyak mencatat jenis tanaman obat, siswa yang berani menceritakan menceritakan pengalaman langsung ketika wawancara dengan warga, serta kesan pertama minum jamu dari hasil olahannya mereka sendiri.
|
Asyik dapat doorprize :)
|
|
Siswa paling banyak mencatat jenis tanaman obat |
|
Keceriaan peserta Field Trip ke Desa Wisata Jamu Kiringan |
Adik-adik bercerita dengan bahasa polosnya di depan teman-temannya. Ramai sekali, ada yang antusias mendengarkan dan ada yang nyeletuk menggodanya. Tak heran terdengar gelak tawa terdengar keras ketika mereka semua tertawa menertawakan mereka sendiri. Manteb Noh!
Ada kejutan dari Miss Nina yang dpaksa para siswa untuk menyanyikan sebuah lagu. Sambil berdiri dan tersipu malu, akhirnya mau juga pengajar dari SMP Budi Utama ini. Oi, siapa sangka suara miss Nina gak kalah juga loh dengan suara Raisya Andriana, waw keren abissss. Applause paling meriah untuk suara ciamiiknya, semangat dan kekompakan terlihat dari staf pengajar dan adik adik SMP Budi Utama.
|
Miss Dinta memberikan arahan kepada siswa
|
|
Miss Nina aka Raisya Andriana
|
Semoga ilmu yang didapatkan bermanfat bagi kalian, dan ada kenangan
Desa Wisata Jamu Kiringan di perjalanan hidup kalian, serta kami mohon maaf dalam menyambut dan melayani
SMP Budi Utama dan pendamping banyak kurangnya, sekali lagi matur suwun sampun pinarak di kampung kami.
Thank you so much dan sukses selalu buat kalian,
sampai jumpa lagi!!!
|
Persiapan sayonara gaess :)
|
|
Peserta fokus mendengarkan penjelasan tentang Jamu Kiringan |
|
Ibu-Ibu pendamping dari Seruni Putih Dusun Kiringan
*** |
Hubungi:
Dipa - 081238380706