Langgar Kidoel KH.Ahmad Dahlan |
***
Oh, ya tadi di atas saya sebutkan bahwa Kauman adalah tempat berdirinya cikal bakal organisasi dan napak tilas Muhammadiyah dan Asiyiyah, oleh KH. Ahmad Dahlan dan Nyai. Ahmad Dahlan. Memang benar sekali, jika kamu kelak sudah datang di Pasar Sore Ramadhan Kauman, lebih afdhol lagi jika sekalian mampir di tempat bersejarah di sana ‘Langgar Kidoel’ itulah namanya. Siapa umat muslim yang tidak mengenal sosok KH. Ahmad Dahlan dan istrinya, beliau adalah salah satu Pahlawan Nasional Republik Indonesia. Merupakan salah satu tokoh penting dalam era pergerakan menuju kemerdekaan Republik Indonesia. Langgar Kidoel ini dahulu digunakan oleh KH. Ahmad Dahlan untuk menjalankan ibadah sholat bersama keluarga dan berdakwah, mengajarkan agama Islam kepada warga, serta belajar mengaji.
Dimana Langgar Kidoel KH. Ahmad Dahlan?
Ketika berada di area Pasar Sore Ramadhan Kauman, cukup berjalan ke arah selatan, melewati area pemukiman penduduk. Berjalan lurus di bawah bangunan rumah penduduk, jalan selebar 2(dua) meter adalah jalan akses utama ke arah tempat bersejarah tersebut. Kalau menggunakan sepeda motor harap mematikan mesin dan berjalan sambil menuntunnya, karena memang sudah seperti itu aturan di wilayah gang Kauman Yogyakarta.
Gang sempit menuju Langgar Kidoel |
Berjalan lurus lebih kurang 300-400 meter, nanti akan menjumpai plang persegi panjang bercat warna hijau, "Langgar KHA Dahlan Kauman" segera belok ke arah kanan. Nanti akan melewati sebuah gang kecil berukuran 1 meter, sangat sempit sekali. Berjalan lebih kurang 25 langkah akan sampai di bangunan berlantai 2, di bagian atas papan bertuliskan ‘Langgar Kidoel Hadji Ahmad Dahlan.”
Perhatikan plang warna hijau ini ya? |
Untuk masuk ke dalam bangunan tersebut bisa bertanya langsung kepada salah satu dari keturunan KH. Ahmad Dahlan, letaknya di sebelah kanan bangunan Langgar Kidoel itu. Untuk jam operasionalnya adalah Senin- Sabtu : 10.00 -- 12.00 WIB. Tanggal merah otomatis Libur, jadi atur saja waktunya biar tidak kecewa jika tertutup.
Suasana kampung Kauman Yogyakarta |
Beruntung kemaren sore itu saya dan keponakan bernama Danny, bisa memasuki ruang bersejarah tersebut. Minta ijin lebih dahulu dengan ibu-ibu pemegang kunci. Ibunya sangat ramah sekali dalam melayani, pelanggan seperti saya.
“ Mas, ini kuncinya, nanti kalau sudah selesai di ruang 1, nanti ditutup saja, dan kunci satunya untuk naik ke lantai atas,” ibunya menerangkan.
“Ok, terimakasih Buk, oh ya ini yang lantai satu sepatu perlu saya lepas,” saya bertanya.
“Gak perlu, Mas? Silakan dipakai saja, nanti kalau mau masuk yang lantai 2 dilepas karena masih sering dipakai untuk TPA,” timpalnya.
“Ok, Ok, matur suwun, jawabku seiya sekata.
***
Memasuki bangunan bersejarah ini tak lupa ku ucapkan salam penuh penghormatan
“Assalamu’alaikum warah matulahi wabarakaatuh.”
(Semoga keselamatan dan rahmat Allah serta keberkahannya terlimpah kepada kaliyan)
Dalam bangunan kecil berukuran lebih kurang 4 x 6 ini kamu bisa melihat tentang seluk beluk dan sejarah berdirinya Muhammadiyah dan Aisyiyah. Ada beberapa keterangan dalam bentuk print banner yang ditempel di dinding. Beberapa pimpinan Muhammadiyah dari masa ke masa juga ada, foto-foto perjuangan masa-masa perjuangan dahulu ada dalam 3 (tiga) album dan ada juga yang di cetak besar ditempel di dinding.
Potret KH Ahmad Dahlan ketika muda |
Kalu kamu mau melihat kerudung kali pertama wanita di Kauman juga ada, tentunya kerudung jaman dahulu berbeda motifnya dengan mode kerudung sekarang ini. Ada juga foto legendaris yang jarang terpublikasi yakni Presiden Pertama RI Ir.Soekarno dan anak-anaknya dari istri Sukmawati, seperti Guruh Soekarno Putra dan Megawati Soekarnoputri sedang berfoto dengan salah satu Tokoh Muhammadiyah. Hal ini menambah keyakinan saya bahwa memang sang Putra Fajar itu dahulu semasa hidupnya mempunyai hubungan spesial dengan Muhammadiyah, ya seperti hubungannya Panglima Besar TNI Jendral Soedirman.
Contoh iklan kerudung/ jilbab waktu itu |
Putra dan Putri Ir. Soekarno |
Ada beberapa benda dalam ruangan tersubut yang menyita perhatianku, diantaranya adalah globe atau bola dunia dan tulisan tangan KH. Ahmad Dahlan. Semula dengan globe saya berpendapat untuk sekedar gaya-gayaan saja, namun ketika melihat dalam sebuah album foto di sana saya melihat foto KH. Ahmad Dahlan berpose juga ditemani dengan globe tersebut. Ternyata saya baru mengetahuinya bahwa ternyata Muhammadiyah dengan globe ada salah satu yang tidak dapat dipisahkan, globe disini mengandung pesan bahwa itu erat kaitannya dengan ilmu falaq yang saat erat dengan Muhammadiyah.
KH Ahmad Dahlan berpose dengan Globe |
Ilmu falaq adalah ilmu yang mempelajari lintasan benda-benda langit-khususnya bumi, bulan, dan matahari-pada orbitnya masing-masing dengan tujuan untuk diketahui posisi benda langit antara satu dengan lainnya, agar dapat diketahui waktu-waktu di permukaan bumi.(wikipedia)
Kemudian tulisan tangan KH. Ahmad Dahlan yang mengandung makna dalam sekali, dalam film "Sang Pencerah" besutan sutradara Hanung Bramantyo ditampilkan bahwa tulisan itu ditulis sendiri oleh Mbah Dahlan ketika hatinya terguncang melihat perlawanan dari warga Kauman dan keraton tentang dakwahnya yang dianggap berbeda dengan dakwah para kyai di sana. Tulisan itu adalah untuk memotivasi dirinya yang waktu itu sangat butuh penyemangat lahir dan batin.
Tulisan tangan KH Ahmad Dahlan |
Meskipun ruangan itu tergolong sempit namun saya betah berlama lama-lama disitu bareng keponakan, memperhatikan membuka foto-foto sejarah. Seketika saya membayangkan dahulu ketika malam hari orang warga Kauman dan warga keraton beramai-ramai datang ke Langgar Kidoel ini untuk merobohkan bangunan ini karena dianggap kiblatnya menyimpang tidak sesuai dengan aturan Masjid Gede Keraton Jogjakarta, sangat mengharukan. Bisa dilihat adegannya di film “Sang Pencerah” di bawah ini:
Foto-foto sejarah itu ada di ruangan ini |
Setelah puas berada di lantai satu segera saya tutup, namun sebelum saya tutup pintu di sebelah pojok barat ada sebuah kotak warna coklat. Sudah sepantasnya bangunan ini terus dijaga dan dipelihara, agar kelak anak cucu kita mengetahui saksi sejarah dakwah agama Islam lewat Muhammadiyah, Saya sarankan untuk bisa memberikan sumbangsih atas perjuangan dan pengorbanan dari Langgar Kidoel ini. Semoga bermanfaat dan terimakasih atas ilmu dan jasa mu Mbah Dahlan sekeluarga, gumam saya di dalam hati.
Jangan lupa mengisi buku tamu juga |
Langgar Kidoel Lantai 2
Beranjak lalu naik ke langgar lantai 2 (dua), ada 17 anak tangga yang harus dilalui untuk sampai ke sana. Di dalam bangunan ini tampak bersih dengan 4 (empat) tiang penyangga utama, ada rak buku terletak di sudut samping dekat dinding. Rupanya bangunan langgar kidoel ini juga beberapa kali mengalami pemugaran mengingat usianya sudah sangat tua.
Bersih dan Adem di dalamnya |
Lantai ini bersih dan masih sering digunakan untuk kegiatan mengaji dan untuk sholat adik-adik juga. Tampak di rak buku ada berbagai buku agama tersusun di dalamnya. Dalam ruangan atas ini bisa melihat sisi lain kota Jogjakarta, melihat rumah penduduk dari atas, genteng berwarna coklat nan rapi dan langit cerah membiru di atas Kota Jogjakarta.
Bangunan-bangunan di sekitar Kauman Yogyakarta |
***