Well, aku memang sejak kecil menyukai nasi goreng. Menu masakan Nusantara yang melegenda dan mayoritas orang menyukainya. Selain mudah membuatnya juga bahan-bahannya relatif mudah ditemukan dalam dunia kedapuran. Sejak kecil (SD) di keluargaku sudah familiar dengan masakan nasi goreng. Karena ketika ada sisa nasi di rumah, agar bisa segera habis tidak mubazir pasti akan dibuat nasi goreng. Ketika mendapatkan kenduri dari hajatan tetangga, pasti paginya akan dimasak menjadi nasi goreng. Sering endingnya akan berakhir di wajan penggorengan nasi goreng seperti itu.
Dibuat dengan cinta, tentu rasanya ngangeni |
Kemarin ketika mudik lebaran bersama istri dan kembar Hasra (Hasan dan Humaira) , ketika suasana santai mengobrol bersama simbok di dapur. Sekarang aku memanggilnya simbah, mengingat sekarang ku sudah memiliki 2 anak kembar yang cantik dan ganteng. Alhamdulillah.
Aku bilang,
"Mbah mbok nanti digawekne nasi goreng. Namun sek gawe Mbah Rohman ya, udah kangen e mangan nasi goreng gaweane. "
(Mbah, kalau bisa nanti dibuatkan nasi goreng dong. Namun yang masak Mbah Rohman saja, sudah kangen dengan masakannya).
"Yoh, ning mengko sorean wae ya. Wong sak iki maem e pakai sayur dan lauk sek dimasak mau esuk. "
(Ya, tetapi nanti sore saja membuatnya. Karena makane pakai sayur dan lauk yang dimasak pagi tadi).
"Ok, mboten punapa Mbah. Beres, " jawabku mantap.
Sebelumnya aku pernah bilang ke istri, kalau di keluarga Kiringan. Jujur kalau dalam urusan membuat nasi goreng, juaranya adalah Mbah Rohman (bapakku) sejak dari dahulu. Ketika aku masih kecil usia sekolah SD paling suka kalau yang membuat nasi goreng adalah Bapak. Rasanya enak banget, rasanya itu sangat khas dan tonjit (lezat).
Bahkan karena sudah terbiasa dengan racikan Bapak (mbah Rohman) rasa nasi goreng dan aromanya itu sampai bisa tersimpan di memori otakku hingga sekarang. Beneran!
Nasi gorengnya yang kering, dengan aroma yang khas. Tempenya yang kering dipotong tipis dan kecil-kecil serta padanan lombok dan bumbu rempahnya menyatu banget. Ditambah telur yang menambah citarasa gurih enak banget pokoknya. Ketika yang masak nasi goreng mbah Rohman, biasanya aku minta tambah porsi. Ya, karena enak itu tadi. Rasane kurang, pengen nambah lagi.
Adikku juga punya kebiasaan yang sama, kadang kalau pas mampir ke rumah Kiringan (sekarang sudah berkeluarga) dia juga request minta dimasakkan nasi goreng mbah Rohman. Ketika ditanya apa alasannya?
Simpel banget, kangen dengan rasa enak nasi goreng mbah Rohman.
So, sore itu selepas sholat ashar, sekitar jam 4 sorean Mbah Rohman dibantu dengan mbah Miem duet untuk masak nasi goreng permintaan ku dan istriku. Sebelumnya, istri saya info kalau nasi goreng buatan mbah Rohman itu enak, nanti kamu pasti suka. Aku antusias sekali dalam menceritakannya nasi gorengnya.
Jreng jreng dan akhirnya sudah jadi nasi goreng mbah Rohman. Siap untuk disantap. Dengan resep yang sama, racikan tangan yang sama. Ketika aku icipi bersama istri pun rasanya 100 persen masih sama dengan nasi goreng ketika aku masih sekolah SD. Masih sama enaknya dan masih sama plek rasanya. Konsisten banget ini racikan mbah Rohman.
Haha, "Gimana enak kan, nasi gorengnya. " tanyaku ke istri.
"Lumayan, sambil senyum terus mengobrak-abrik nasi goreng pakai sendok menghabiskannya di atas piring."
Haha, memang istimewa sekali nasi goreng mbah Rohman, rasanya ngangeni banget. So, ketika aku dan keluarga kecilku mampir di rumah Kiringan, jelas menu nasi goreng mbah Rohman sudah auto harus request. Habis enak sih, haha alhamdulillah :) matur suwun ya mbah Rohman, nasi gorengnya ter best lah. Ibaratnya neh nasi goreng kalau mau diberikan nilai, emmm beri nilai 9 boleh lah.
Tentunya nasi goreng ala mbah Rohman ini jelas tidak ada di Go Food atau Shopee Food ya? :)
_
Kiringan, 3 Mei 2022